Senin, 05 Desember 2011

Kisah telur ayam

aku masih melamun dalam ruang sepi, ketika sebutir telur ayam datang dengan wajah sendu. Tangannya memegang sebuah amplop. Aku tak bisa melihat dengan jelas nama yang tertera, namun aku bisa melihat guratan berbentuk hati tertempel di sana.
Hmm. Surat cinta. Tebakku. Mungkin si telur sedang patah hati. Aku harus menghiburnya.

"telur, kau kenapa?" aku bertanya, memulai pembicaraan.
Telur menatapku, air matanya mulai menggenang,menganak sungai.Tanpa kata-kata, dia menyerahkan amplop yang dipegangnya padaku.

Tebakanku benar. Ini surat cinta. Surat cinta untuk ayam, ibu si telur. tulisan "To Mother" tercetak rapi di bagian depan amplop.
"surat itu... aku ingin menyampaikannya pada ibu. Ibu yang telah melahirkan aku. Aku ingin menyampaikan betapa aku menyayanginya, berterima kasih atas segala kesabarannya hingga aku dapat lahir ke dunia ini. Namun..." telur terisak.
"Namun?" tanyaku.
"namun, ibu sudah tak ada... Tepat ketika aku lahir, ibu dimasak oleh manusia itu. betapa sesak rasanya, ketika aku melihat ibu ada di piring... aku tak sempat menyampaikan surat ini, tak sempat mengucapkan betapa aku menyayanginya.. "
Aku tersentak mendengar kisah si telur ayam. betapa dia ingin menyampaika sejuta kasihnya pada sang ibu,namun keadaan tak memungkinkan..sementara aku? aku di sini, justru sedang bertengkar dengan ibu. aku marah pada ibu karena aku tak boleh menyusu padanya lagi. aku kesal karena aku harus mulai belajar menangkap tikus. Air mataku tiba-tiba ikut mengalir.
"Kucing kecil, kau memiliki ibu yang baik. Setidaknya kau sempat bertemu dengannya, merasakan kasih sayangnya.. aku tahu, kau di sini karena sedang bertengkar dengan ibu. Kau marah karena ibu tak memperbolehkanmu minum susu lagi. Kucing, kau makin dewasa. Cakar-cakarmu yang tajam itu sebenarnya menyakiti ibumu, tapi dia tak pernah mengeluh. Dia tak mengatakannya padamu kan? dia ingin kau belajar menangkap tikus, itu untuk melatihmu mandiri.. kau takkan bisa survive jika hanya mengandalkan ibu... Kucing kecil, ibumu sama sekali tidak kejam. Tidak ada ibu yang kejam di dunia ini. Karena semua ibu menginginkan kebaikan untuk anak-anaknya..."

aku terdiam. merenungi setiap kata-kata telur.
"kembalilah.. temui ibumu.. jangan sampai kau seperti aku... tak sempat mengucapkan kata cinta untuk ibu.." kata telur lagi.

aku mengangguk mantap.
"iya,,, terima kasih telur.. kau juga harus ceria.. ibumu pergi dan meninggalkan sesuatu yang berguna bagi manusia. kau tak boleh bersedih. ibumu akan ikut sedih jika kau begini. tegarlah. kelak, tumbuhlah menjadi anak ayam yang membanggakan meskipun ibumu telah tiada" kataku.
"iya,, sama-sama kucing. aku harus tetap semangat!" telur mengusap air matanya.

#051211

*************************************************************************************************

sudahkah hari ini kita ungkapkan rasa sayang kita pada ibu?
cobalah ungkapkan kata-kata indah itu untuk wanita teristimewa itu...

ibu, ada dan tiada dirinya, pastikan tetap hidup dalam hati kita masing-masing.... berjuang yang terbaik untuk ibu, dan tersenyumlah...

karena bahagia kita adalah bahagianya.. :-)
luv u, mom......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar