Minggu, 25 Desember 2011

Lagi :Berdamai dengan Benci

Malam ini, aku kembali tertatih, mengeja ulang dalam ingatanku, kata-kata penyemangat dari mereka yang membantuku bertahan hingga sekarang. Juga kueja pelan sebaris ayatMU yang bapak bacakan di kala diri gersang, kering karena embun-embun semangatku terserap habis oleh sebuah rasa : kebencian. Al Baqarah 216....

Boleh jadi apa yang kamu benci baik bagimu. Allah Mengetahui sedangkan kamu tak mengetahui

Ahh.... keikhlasanku ternyata masih bertembok. Menjeda. Berbatas. Nyata sekali banyak keluhku yang bergema di setiap sudut ruang kehidupanku kala itu. sekarang juga tak jauh beda.Ya, Aku masih belum memiliki ikhlas yang tanpa batas. Sebuah kata yang sungguh mudah terucap, namun pelik dalam mengurainya menjadi tindak nyata.

Maka biarlah kini kata-kata penyemangat mereka, berjuang menyelamatkanku kembali sebelum keluh itu terucap.

"Menjadi bisa dalam hal yang kau sukai, itu biasa. Tapi menjadi bisa dalam hal yang TIDAK kau sukai, itu luar biasa..."

dan sekali lagi, hati tercabik mengenangnya. Nina, jadilah luar biasa. Kau bisa. Berdoalah dan mintalah tolong pada Yang Maha Kuasa. :)

Sabtu, 24 Desember 2011

Lomba Essai Annida Online-Saya Punya MIMPI SEJUTA DOLAR

Tahun 2012, Inilah Mimpiku!

Mimpi berhak hadir dalam benak seseorang, siapapun itu. Mimpi dapat diibaratkan sebuah benih, apakah hendak disemai ataukah hanya sekedar dipendam, semua itu merupakan pilihan.

Mimpi yang disemai, dipupuk,dan disirami, melalui ikhtiar terbaik, akan tumbuh perlahan-lahan hingga akhirnya berbuah, dan dapat dinikmati. Mimpi semacam inilah yang mampu memberikan energi bagi sang pemimpi, untuk bergerak menuju suatu tujuan, yakni ‘kenyataan’ dari mimpi itu sendiri. Adapun mimpi yang hanya dipendam, pada akhirnya akan membusuk dan mati, meninggalkan sang pemimpi dalam ratapnya.

Semoga aku mampu menjadi orang yang sanggup menyemai mimpi-mimpiku, hingga kelak tumbuh menjadi pohon yang berbuah atas izinNya.

Impianku di tahun 2012 yang paling utama adalah lulus dengan predikat cumlaude. Tidak hanya itu, aku ingin lulus sebagai mahasiswa luar biasa, bukan sekedar nilai yang didapat, namun juga ilmu mampu teresap. Maka, setelah lulus, kuharap aku mampu mengaplikasikan ilmu yang kupelajari tersebut dan menebarkan manfaat yang ada padanya, baik melalui pekerjaanku maupun karyaku yang lain. Dengan semua itu, kuharapkan mampu mendatangkan ridho dan senyum bangga dari kedua orang tuaku, yang senantiasa mendoakan dan mendukungku tanpa jeda.

Mimpiku yang lain adalah menjadi seorang penulis. Menggoreskan penaku, hingga terlahir karya-karya penuh makna, mampu diambil hikmahnya, dan memotivasi orang yang membacanya.
Kemudian, mimpi selanjutnya adalah pergi ke negeri sakura, negeri matahari terbit, yakni Jepang, yang memang ingin kukunjungi setiap kali menonton doramanya, maupun saat mengagumi kemajuan teknologinya. Inginku melanjutkan studi di sana, sekaligus mempelajari bahasa dan budayanya untuk memperkaya tulisan-tulisanku.

Ke luar negeri tak hanya Jepang. Kurindukan pula mampu berada di tanah suci Makkah, berhaji, memenuhi panggilannya. Bersama keluargaku.

Menikah? Itu juga mimpiku. Menggenapkan separuh agama, belajar bersama tentang kehidupan dengan yang dicinta, yang telah dihalalkanNya. Menjadi seorang istri yang baik dan senantiasa menjalankan apa yang dapat mendatangkan ridho suami.

Dan kesemua mimpi itu bermuara pada mimpi tertinggi. Mimpi akan pertemuan denganNya, di surgaNya. Semoga aku mampu menyemai mimpi-mimpi tersebut. Amin.
Sekali lagi, mimpi berhak mendatangi siapapun. Adapun pilihan untuk menyemainya atau justru hanya memendamnya, diri sendirilah yang mampu memutuskan. Mari lakukan ikhtiar terbaik dengan menyemainya. Semoga Allah mengizinkan mimpi kita berbuah lezat dan manis… Amin.

Karena Matahari Mencintainya

Cinta tak pernah menyakiti

Seperti yang matahari lantunkan dalam tiap harinya.
Matahari yang mencintai bunga matahari.

Bunga matahari senantiasa menatapnya. tanpa henti. tak kenal letih. tak pernah berpaling. Bunga matahari mencintainya. Dan dia tahu itu. Dia paham itu. Karena dia memiliki rasa yang sama.

Namun ia tak pernah bisa mendekat.
ia hanya bisa mengasihi sang bunga dari jauh. Jauh sekali...

Jarak yang terlampau jauh, tanpa bisa ia persempit.
Karena jika ia terlalu dekat, kehidupan bumi akan musnah. Bunga matahari juga akan mati.

Karena Matahari mencintainya, maka ia tak mendekat.
kedekatan yang justru akan menghancurkan, akan menyakiti.

Cinta nan indah.
Cinta yang penuh kesabaran.
cinta dalam bingkai Ilahi.

Seperti seseorang yang mampu bersabar saat mencintai seseorang, namun belum waktunya memiliki.
Ia takkan terlalu mendekat, ia takkan menyentuh.

karena ia tahu, kedekatannya justru akan menghancurkan.
menyakiti, dan mendatangkan murkaMU.

Ia bersabar dan menanti waktu, waktu yang Engkau izinkan untuk menjadikan kedekatan itu halal, sentuhan itu halal....


Ya Rabb, semoga aku bisa seperti itu, meski dengan hati yang masih tertatih...
kuatkanlah kesabaranku, perisaiku, agar cintaku, kapanpun itu, kepada siapapun itu, tetap dalam batasan syariahMU... amiinnn

Allah Membersamai!

Renunganku......

Duhai diri, apa yang kau risaukan?
gelisah melihat mentari tak lagi menyinari
resah kala hujan mengguyur hari
Kau merisaukan apa?
aku risau, akankah ada cahaya lagi bagi gelap hidupku nanti

Lantas tak cukupkah pelangi menjadi jawaban dariNYA.
Dia ambil mentari yang memang milikNYA, menggantikannya dengan hujan, untuk memberimu pelangi.

Duhai diri, lihatlah, kau mengulum senyum kembali
menatap lekat indah pelangi
kembali meyakini bahwa diri mampu jalani hari.

Namun, kemudian, Dia mengambil pelangi yang memang milikNYA
melenyapkannya dari pandangmu, lalu kau kembali risau
duhai diri, apa yang kau risaukan?
aku risau, tak ada lagi warna-warni pelangi, yang mampu cerahkan kelabu hidupku

benar, malam tiba.
diri merasa sendiri dalam gelap yang mencekam
ketakutan yang memeluk semakin kencang
dan diri menangis..
duhai diri, kau menangisi apa?
aku menangisi matahari dan pelangi yang tlah pergi

Duhai diri, apa yang kau risaukan?
kau sungguh tak pernah sendiri.
apa kau tak ingat siapa yang membersamai matahari dan pelangi?
apa kau tak ingat siapa yang cahayaNYA lebih terang dibandingkan mentari, dan keindahanNYA lebih dibandingkan pelangi?


Dialah SANG PENCIPTA.
Yang tak pernah meninggalkanmu sendiri, Yang tak pernah menyalahi janji, Yang akan merengkuhmu dengan penuh kasih.....

duhai diri, jangan pernah risaukan lagi...
jangan takut, Allah membersamai...

kini malam tiba. tak ada mentari sebagai cahaya ataupun pelangi sebagai penawar luka.
Namun Dia memberimu bintang....
lihatlah betapa Ia begitu menyayangimu...

Duhai diri, tak perlu risau lagi...
dalam keadaan bagaimanapun, yakinlah bahwa Allah membersamai.....


La Tahzan, Innallaha ma'ana.......


#24 Desember 2011
mengumpulkan segenap keberanian mengahadapi masa depan.
yakinlah Allah membersamai...:)

Senin, 05 Desember 2011

Kisah telur ayam

aku masih melamun dalam ruang sepi, ketika sebutir telur ayam datang dengan wajah sendu. Tangannya memegang sebuah amplop. Aku tak bisa melihat dengan jelas nama yang tertera, namun aku bisa melihat guratan berbentuk hati tertempel di sana.
Hmm. Surat cinta. Tebakku. Mungkin si telur sedang patah hati. Aku harus menghiburnya.

"telur, kau kenapa?" aku bertanya, memulai pembicaraan.
Telur menatapku, air matanya mulai menggenang,menganak sungai.Tanpa kata-kata, dia menyerahkan amplop yang dipegangnya padaku.

Tebakanku benar. Ini surat cinta. Surat cinta untuk ayam, ibu si telur. tulisan "To Mother" tercetak rapi di bagian depan amplop.
"surat itu... aku ingin menyampaikannya pada ibu. Ibu yang telah melahirkan aku. Aku ingin menyampaikan betapa aku menyayanginya, berterima kasih atas segala kesabarannya hingga aku dapat lahir ke dunia ini. Namun..." telur terisak.
"Namun?" tanyaku.
"namun, ibu sudah tak ada... Tepat ketika aku lahir, ibu dimasak oleh manusia itu. betapa sesak rasanya, ketika aku melihat ibu ada di piring... aku tak sempat menyampaikan surat ini, tak sempat mengucapkan betapa aku menyayanginya.. "
Aku tersentak mendengar kisah si telur ayam. betapa dia ingin menyampaika sejuta kasihnya pada sang ibu,namun keadaan tak memungkinkan..sementara aku? aku di sini, justru sedang bertengkar dengan ibu. aku marah pada ibu karena aku tak boleh menyusu padanya lagi. aku kesal karena aku harus mulai belajar menangkap tikus. Air mataku tiba-tiba ikut mengalir.
"Kucing kecil, kau memiliki ibu yang baik. Setidaknya kau sempat bertemu dengannya, merasakan kasih sayangnya.. aku tahu, kau di sini karena sedang bertengkar dengan ibu. Kau marah karena ibu tak memperbolehkanmu minum susu lagi. Kucing, kau makin dewasa. Cakar-cakarmu yang tajam itu sebenarnya menyakiti ibumu, tapi dia tak pernah mengeluh. Dia tak mengatakannya padamu kan? dia ingin kau belajar menangkap tikus, itu untuk melatihmu mandiri.. kau takkan bisa survive jika hanya mengandalkan ibu... Kucing kecil, ibumu sama sekali tidak kejam. Tidak ada ibu yang kejam di dunia ini. Karena semua ibu menginginkan kebaikan untuk anak-anaknya..."

aku terdiam. merenungi setiap kata-kata telur.
"kembalilah.. temui ibumu.. jangan sampai kau seperti aku... tak sempat mengucapkan kata cinta untuk ibu.." kata telur lagi.

aku mengangguk mantap.
"iya,,, terima kasih telur.. kau juga harus ceria.. ibumu pergi dan meninggalkan sesuatu yang berguna bagi manusia. kau tak boleh bersedih. ibumu akan ikut sedih jika kau begini. tegarlah. kelak, tumbuhlah menjadi anak ayam yang membanggakan meskipun ibumu telah tiada" kataku.
"iya,, sama-sama kucing. aku harus tetap semangat!" telur mengusap air matanya.

#051211

*************************************************************************************************

sudahkah hari ini kita ungkapkan rasa sayang kita pada ibu?
cobalah ungkapkan kata-kata indah itu untuk wanita teristimewa itu...

ibu, ada dan tiada dirinya, pastikan tetap hidup dalam hati kita masing-masing.... berjuang yang terbaik untuk ibu, dan tersenyumlah...

karena bahagia kita adalah bahagianya.. :-)
luv u, mom......