Jumat, 01 Juli 2011

Mahkota Kanak-kanak


Ya, aku masihlah kanak-kanak. Masih begitu terpesona oleh sejuta mimpi dan belum bisa memilih satu di antaranya. 

Sama seperti anak kecil, aku masih saja punya jawaban yang senantiasa berbeda,dari sebuah pertanyaan yang sama : “Apa cita-citamu?”

Waktu telah berjalan sedemikian rupa, dan aku masih saja mengikuti arus yang mengalir tanpa tujuan yang pasti. Mungkin masih terkesan bermain-main seperti anak kecil yang tak perlu memikirkan masa depannya. Padahal, sebentar lagi aku akan memasuki fase yang jauh lebih serius: Dewasa. Sebuah kata yang masih juga tak kumengerti artinya. 

Aku belum juga bisa memutuskan. Entah kenapa, aku paling benci memilih. Mungkin juga sebuah keserakahan karena menginginkan semua impian itu. Keserakahan yang mengakibatkan ketidakfokusan.

Bagaimanalah? Sebenarnya ini bukan karena aku main-main…sama sekali tidak. Jauh di lubuk hati, aku juga serius memikirkan. Apa yang dapat kulakukan ke depan? Apa karya yang bisa aku persembahkan di jalanNya untuk kemanfaatan? Pekerjaan apakah yang benar-benar aku inginkan? Karena memang begitu banyak jalan yang bisa ditempuh untuk satu tujuan tertinggi: ridhoNya. Hanya saja, aku masih begitu abu-abu untuk memilih. Aku belum tahu apa yang benar-benar kuharapkan. Tapi, ini bukan berarti aku bermain-main. Percayalah. Akan tiba waktunya kulepaskan mahkota kanak-kanak inii Aku akan sanggup memilih…dan semoga itu pilihan terbaik di mana ada ridhoNya dan aku mampu mencintainya secara fokus. Total, dan tanpa penyesalan. Amiin

2 Juli 2011
Di Ruang Abu-Abu

Pelangi ^_^

Inna sa’yakum lasyatta… Sesungguhnya usahamu berbeda-beda (Al Lail: 4)
Yah,benar..tidak ada yang sama.  Hal itu linier dengan begitu beragamnya sifat manusia. Semua memiliki ciri khasnya masing-masing. Umar bin Khattab dengan keperkasaannya, Mush’ab bin Umair dengan kemampuannya berbahasa yang membuatnya menjadi duta pertama Islam, Usman bin Affan yang membela Islam dengan hartanya, Abu Bakar yang selalu membenarkan Muhammad, Khalid bin Walid sang pedang Allah dan masih banyak lagi..semua sahabat Rasullulah, dengan ciri khas masing-masing,dan dengan tujuan sama: ridhoNya.
Juga para istri Rasulullah, semua pun memiliki ciri masing-masing… Khadijah yang setia dan taat, membenarkan dan meneguhkan Rasulullah,membantunya dengan harta dan jiwa dalam perjalanan da’wahnya.. Aisyah dengan kecerdasannya.. Hafsah yang tekun beribadah… Saudah dengan keikhlasannya..
Sama seperti warna pelangi, begitu beragam, namun indah bukan? Tak perlulah meniru persis orang lain, karena kita memiliki ciri khas masing-masing…semua memiliki keahlian masing-masing..  Jika semua sama, tentu malah aneh… dengan potensi masing-masing, kita lakukan yang terbaik dengan tujuan ridhoNya…
Ilmu begitu bermacam…kalau semua orang belajar ilmu yang sama,bagaimana dengan ilmu lain? Haruskah tak dipelajari?
Dan dalam keragaman itu, tak perlulah saling mencela dan saling bertengkar… karena, bila kehilangan satu warna saja,sebuah pelangi tak bisa dikatakan ‘pelangi’….^_^