Sabtu, 28 Januari 2012

Kisah Abu Hurairah

TOBATNYA ABU HURAIRAH RA
.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Pada suatu malam setelah salat Isya saya keluar bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba di hadapanku ada seorang wanita bercadar yg sedang berdiri di tengah jalan, seraya berkata, "Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah melakukan perbuatan dosa besar. Apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertobat?"

Lalu saya tanya wanita itu, "Apakah dosamu itu?"
Dia menjawab, "Aku telah berzina dan membunuh anakku dari hasil zina itu." Kukatakan padanya, "Kau telah binasakan dirimu dan telah binasakan orang lain. Demi Allah, tidak ada kesempatan bertobat bagimu."

Mendengar jawabanku, wanitu itu menjerit histeris dan jatuh pingsan. Setelah siuman dia pun lantas pergi. Aku berkata di dalam hati, "Aku berfatwa, padahal Rasulullah saw. ada ditengah-tengah kami?"

Pada pagi harinya aku menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah! Tadi malam ada seorang wanita meminta fatwa kepadaku berkenaan dengan ini…. dan ini…." Setelah mendengar penjelasan aku, beliau bersabda, "Innaa lillahi wa inna ilahi raajiun! Demi Allah, celakalah engkau dan telah mencelakakan orang lain. Tidakkah kau ingat ayat ini : "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Furqaan:68-70)

Maka aku keluar dari sisi Rasulullah saw. dan berlari menyusuri gang-gang jalan Madinah, sambil bertanya-tanya, "Siapakah yg bisa menunjukkan aku kepada seorang wanita yang meminta fatwa kepadaku tentang begini dan begini tadi malam?" Sementara anak-anak bersorak, "Abu Hurairah sudah gila!" Hingga menjelang larut malam, baru aku menemukannya di tempat itu.

Maka kuberitahukan segera pada wanita itu seperti apa yang dikatakan Rasulullah saw. bahwa dia boleh bertobat. Wanita itu kembali menjerit kegirangan seraya berkata, "Kebun yg kumiliki akan kusedekahkan kepada orang-orang miskin karena dosaku."

Dari kisah tersebut, dapat diambil beberapa ibrah :

1. Mengatakan tidak tahu untuk hal yang belum kita yakini, lebih baik daripada mengatakan hal yang justru akan mencelakakan orang lain.
Tak perlu malu, karena ketidaktahuan itu suatu kewajaran, dan bukan merupakan bentuk kebodohan :)
2. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Karenanya, tak perlu berputus asa akan ampunanNya, bila kita sudah terlanjur berbuat salah. Jangan menyesalinya berlarut-larut, tapi menyesalinya dengan sungguh-sungguh, dan bertekad tak mengulanginya lagi serta diikuti dengan perbuatan baik. :)

"Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik. Karena sesungguhnya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan buruk " (Hadits)

Laa haula wa laa quwwata ila billah... :)


#kultum liqo 27 Jan 2012

Sabtu, 14 Januari 2012

Trust; How Expensive It Is.

Pernah mendengar kisah seorang penggembala?

Penggembala ini adalah seseorang yang suka iseng. Suatu ketika, dia berteriak minta tolong pada masyarakat sekitar.
"Tolong!! Ada serigala yang hendak memangsa domba-dombaku!!!"

masyarakat pun bergegas menuju padang rumput, hendak menyelamatkan domba-domba milik sang penggembala. Namun, sesampainya di sana, serigala yang dimaksud tak terlihat rimbanya. Sang penggembala pun terpingkal-pingkal.

"Aku hanya bercanda, hahahaha."

Orang-orang pun meninggalkannya dengan kesal. Penggembala masih tertawa terpingkal-pingkal.

Esok harinya, ia mengulang hal yang sama. Orang-orang pun masih tertipu oleh tingkahnya. Kejadian ini berlangsung tiga kali.

Hingga akhirnya.....
serigala itu benar-benar datang!!!
Penggembala panik dan meminta tolong pada orang-orang. Namun, orang-orang itu mengabaikannya. Mereka sudah tidak mempercayai penggembala itu lagi.

"Ah, paling juga bohong lagi"

"Tidak! kali ini aku benar-benar jujur! aku tidak berbohong!"
penggembala berteriak memelas. Namun, semuanya percuma. Kepercayaan itu telah terkikis habis oleh tiga kali kebohongan si penggembala.

Penggembala benar-benar menyesali kebohongannya dulu, namun apa daya, domba-domba itu benar-benar tak terselamatkan.

Sungguh begitu mahal harga sebuah 'kepercayaan'. Sekali menggenggam sebuah kepercayaan, sepatutnya kita berusaha untuk jangan menjatuhkannya, karena amatlah sulit untuk mendapatkannya kembali.

Benarlah jika dikatakan bahwa hal terberat adalah suatu "amanat". Dikisahkan dalam Al Qur'an, bahwa gunung-gunung bahkan enggan menerima amanat dari Allah, karena begitu beratnya. Namun, manusia mau menerimanya. Penerimaan yang semestinya diikuti dengan tanggung jawab.

Jangan pernah mengecewakan orang yang memberikanmu kepercayaan.
Kepercayaan orang tua pada sang anak untuk belajar yang giat,
Kepercayaan pembeli pada pedagang tentang baiknya kualitas barang,
kepercayaan seorang sahabat dalam menjaga suatu rahasia,
kepercayaan seorang anak buah pada pemimpinnya....

Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang memegang kepercayaan yang dibebankan pada diri masing-masing...amiiin